Tentang Banten
Letaknya yang demikian ini menjadikan Banten sebagai penghubung lalu lintas perekonomian antara Pulau Jawa dan Sumatera. Kedua pulau ini memiliki konsentrasi mayoritas penduduk
Sebagai salah satu pelabuhan dagang kosmopolitan terbesar di Asia, Banten sering dikunjungi oleh kapal-kapal asing dari Malaka, Cina, Vietnam, India, Arab, Portugal dan Belanda.
Di sinilah dahulu orang-orang Belanda dan Inggris pertama kali mendarat di pulau Jawa untuk mengawali perjuangan dan perdagangannya. Kota Banten mengingatkan kita akan masa penjajahan (kolonial), yang menyimpan banyak kenangan sejarah.
Pada waktu itu,
Provinsi Banten yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, memiliki tradisi religius yang kuat dengan tingkat toleransi yang tinggi. Selain terdapat banyak bangunan Masjid, juga terdapat sejumlah Gereja, Pura dan Wihara.
Di samping itu Provinsi ini memiliki banyak tempat wisata yang menarik, dari Ujung Kulon di ujung Barat Laut pulau Jawa dan masyarakat terasing Baduy hingga ke pantai-pantai yang masih asli.
Wilayah ini juga memiliki banyak peninggalan bersejarah, seperti Istana Surosowan, Istana Kaibon, Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, Klenteng Cina (Avalokiteshvara), pelabuhan Banten, Karanghantu, dsb.
Situs utama di
Benteng yang menghadap ke laut ini dibangun oleh orang-orang Belanda pada tahun 1682. Di dekat benteng ini juga terdapat sebuah kuil Cina. Kuil kuno yang sudah berusia 200 tahun ini sudah direnovasi total dan masih digunakan sampai sekarang.
<< Beranda